Senin, 17 Maret 2014

Analisis Karakterisasi Film

Daftar Isi

Bab I: Pendahuluan
A.   Latar Belakang Masalah
B.   Tujuan Penulisan
C.   Perumusan Masalah
D.   Landasan Teori
Bab II: Pembahasan
A.   Sinopsis Film
B.   Analisis Film
Bab III: Penutup
A.   Kesimpulan
B.   Saran
Daftar Pustaka



Bab I
Pendahuluan

A.   Latar Belakang Masalah
Sastra adalah salah satu media seni dan komunikasi yang sering disebut-sebut. Karya sastra dapat berupa novel, cerita pendek, puisi, dan film.
Drama atau film merupakan karya yang terdiri atas aspek sastra dan aspek pementasan. Aspek sastra film berupa skenario dan memiliki unsur intrinsik berupa tema, tokoh, alur, karakterisasi, konflik dan amanat/pesan.
Salah satu contoh dari film yaitu Wreck-It Ralph yang merupakan film komedi keluarga hasil animasi komputer yang diproduksi oleh Walt Disney Animation Studios dan diedarkan oleh Walt Disney Pictures. Film ini adalah film cerita animasi ke-52 dalam seri Walt Disney Animated Classics yang dirilis pada 2 November, 2012 dengan disutradarai oleh Rich Moore dan ditulis oleh Jennifer Lee dan Phil Johnston, serta berdurasi 120 menit.
Film ini merupakan salah satu film yang menggunakan tokoh game sebagai

B.   Perumusan Masalah
Bagaimana analisis karakterisasi dalam film Wreck-It Ralph?

C.   Tujuan Penulisan
Untuk mengetahui karakterisasi dalam film Wreck-It Ralph

D.   Landasan Teori
Film adalah bentuk sastra dalam audio-visual. Secara umum, film bisa dibedakan menjadi beberapa jenis yaitu film laga (action), petualangan (adventure), komedi (comedy), kriminal (crime), dokumenter (documentary), fantasi, horror, musikal, dan lain-lain. Dan film yang akan diangkat dalam makalah ini berjenis komedi.
Karakterisasi adalah cara penulis menggambarkan karakter. Karakter-karakter utama dan pembantu dalam film ini terdiri dari Ralph, Vanellope von Schweetz, Felix, Calhoun dan King Candy.
Karakterisasi dalam film ini menarik diangkat karena film ini menceritakan tentang tokoh penjahat  dalam permainan arkade yang memberontak dari peran penjahat dan bermimpi untuk menjadi pahlawan. Dia berpindah-pindah dari satu permainan arkade ke permainan arkade lainnya, dan akhirnya harus menghancurkan ancaman besar yang dapat memengaruhi dunia permainan arkade, termasuk yang mungkin dimulai Ralph secara tidak sengaja.



Bab II
Pembahasan

A.   Sinopsis Film
Ralph adalah tokoh antagonis dalam permainan Fix-it Felix. Selama 30 tahun, lelaki tinggi besar bertangan kokoh ini kerap menghancurkan gedung apartemen di Nicelanders. Sedangkan Felix, lelaki kecil yang memiliki palu emas, bertugas memperbaiki segala kerusakan. Dan Ralph jenuh akan semua itu.
Dia bosan merusak gedung, jenuh dibenci orang-orang, iri melihat Felix selalu mendapatkan kue, dan sedih tidur sendiri di tumpukan puing batu bata.
Waktu itu, Ralph berkeluh di depan temannya sesama penjahat dalam game. Seperti Zangief dan M. Bison dari permainan Street Fighter; Clyde si hantu gentayangan sekaligus musuh Pac Man; serta Cyborg dari Mortal Combat. Tapi tak ada yang mengerti kegalauan Ralph. Dia pun pergi dari game Fi
x-It Felix.
Ralph ingin membuktikan bahwa dia juga bisa meraih medali dari permainan lain. Namun hengkangnya Ralph membuat Felix serta karakter lain di Fix-It Felix khawatir. Sebab, tanpa Ralph, tidak ada yang bertugas menghancurkan gedung. Maka tidak ada benda yang bisa diperbaiki Felix. Kalau sudah begitu,
berakhirlah game Fit-It Felix.
Karena itu, Felix ikut pergi dari permainan itu. Dia mencari Ralph ke game lain. Ralph minggat, Felix juga menghilang. Dengan terpaksa, si pengelola
arcade, Litwak, menempel kertas peringatan rusak di layar Fix-It Felix.
Ide cerita film animasi Wreck-It Ralph ini mirip Toys Story. Masih soal mainan yang bisa berbicara, bergerak, dan memiliki kehidupan sendiri kala manusia tidak melihatnya.
Bedanya, aktivitas mereka terbatas di arena
arcade saja. Hanya bergerak dari satu game ke game lain melalui kabel-kabel yang terhubung ke satu stop kontak. Tak seperti Woody, Buzz, atau Rex yang bisa pindah rumah dan naik kendaraan manusia dalam Toys Story..
Di sini, Moore lebih berpaku pada cerita. Mirip drama, namun plotnya agak ringan. Dengan demikian, bisa dimengerti penonton yang masih duduk di bangku sekolah dasar. Khususnya bagi mereka yang duduk di kelas tiga ke atas.
Wreck-It Ralph memang animasi dan ditujukan untuk penonton cilik. Tapi film ini berubah menjadi dewasa waktu Felix bertemu Sersan Tamora Jean Calhoun dari permainan Hero’s Duty.
Menariknya, di Wreck-It Ralph, Moore mengajarkan penonton bahwa pahlawan tidak
selalu mendapatkan tanda jasa, medali, atau penghargaan. Seperti yang dilakukan Ralph untuk teman barunya, Vanellope von Schweetz, di permainan Sugar Rush.
Vanellope sesungguhnya pembalap tangguh. Tapi King
Candy menghilangkan kemampuannya. Melupakan keinginan meraih medali, Ralph menolong Vanellope kembali ke arena balap. Bahkan dia merelakan nyawanya demi Vanellope.
Kata Ralph ketika melihat Vanellope, “Aku tidak perlu medali. Selama anak itu menyukaiku, aku tahu kalau aku tidak jahat.”
Di sini, Moore juga mengajak penonton untuk belajar menerima kondisi diri sendiri. Baik-buruknya. Seperti yang diucapkan Ralph dan tokoh penjahat lainnya dalam kelompok pendukung atau support grup, Bad-Anon. “I am bad, and that’s good, I will never be good, and that’s not bad. There’s no one I’d rather be than me.”

B.   Analisis Film



Ralph merupakan tokoh utama yang mengalami perubahan karakterisasi, dari antagonis menjadi protagonis. Di dalam film ini, Ralph digambarkan dengan pakaiannya yang tidak rapi, rambut yang acak-acakan, dan jarang tersenyum untuk mendukung perannya sebagai tokoh antagonis serta tangannya yang besar karena perannya adalah untuk meghancurkan setiap barang atau bangunan.
Namun, setelah bertemu dengan Vanellope, karakterisasi Ralph mulai berubah, yang ditandai dengan sikapnya yang mudah tersenyum dan rela mempertaruhkan nyawanya demi gadis kecil yang telah menjadi sahabatnya itu.



Yang kedua, Felix merupakan salah satu tokoh pembantu yang menjadi karakter protagonis. Karakterisasi dari Felix digambarkan dengan wajah yang ramah dan selalu terlihat tersenyum, sehingga menambah efek ceria pada wajahnya.
  

Yang ketiga adalah Vanellope yang merupakan gadis cilik yang menjadi sahabat baik Ralph dan termasuk dalam karakter protagonis. Dalam film Wreck-It Ralph, karakter Vanellope digambarkan sebagai anak kecil yang bersemangat dan iseng, namun kesepian karena dia termasuk tokoh game yang cacat.
Meskipun kesepian, dengan motivasi dari Ralph, Vanellope tidak lagi menganggap kecacatannya sebagai kekurangan dan menjadikannya kelebihan sehingga ia selalu memenangkan pertandingan.




Yang keempat yaitu Turbo yang juga merupakan tokoh game lain dari King Candy yang berperan sebagai karakter antagonis. Di film itu, karakter King Candy digambarkan dengan sifatnya yang licik dan serakah karena ia ingin menguasai seluruh arcade dan tidak ingin game lain lebih terkenal daripada game miliknya.


Yang kelima adalah Calhoun, tokoh game protagonis yang berasal dari game Hero’s Duty dan digambarkan sebagai seorang wanita cantik yang tegas dan lebih mementingkan nyawa masyarakat sipil, karena dia termasuk seorang prajurit.
Meskipun di bagian awal film, karakterisasi Calhoun adalah cuek, namun di bagian akhir, karakterisasi Calhoun mulai berubah menjadi lebih baik dan tidak mudah marah karena terpengaruh oleh sifat Felix yang ramah yang nantinya akan menjadi suaminya.



Bab III
Penutup

A.   Kesimpulan
Jadi, karakterisasi Ralph mengalami perubahan dari antagonis menjadi protagonis. Dimulai dari sifatnya yang ingin menjadi pahlawan dan dipuji, namun pada akhirnya Ralph menyadari bahwa menjadi tokoh penjahat belum tentu kita bersifat jahat Karakterisasi Felix yaitu ramah, baik hati, dan mudah tersenyum, sehingga Felix termasuk tokoh protagonis. Vanellope yaitu tokoh yang ceria, bersemangat, tidak mudah putus asa, namun kesepian adalah tokoh yang juga masuk dalam kategori protagonis. King Candy yaitu tokoh yang licik, jahat, serakah, dan membuatnya masuk sebagai tokoh antagonis dan Calhoun merupakan tokoh wanita yang cuek, mudah marah namun pada akhirnya berubah memiliki sifat yang lebih baik dan temasuk dalam karakter protagonis.

B.   Saran
Sebaiknya, suara Vanellope dibuat lebih seperti anak-anak, karena suara Vanellope dalam film Wreck-It Ralph terdengar agak berat dan tidak terlalu cocok untuk ukuran suara anak-anak.


                                                                                                    
Daftar Pustaka

Prmspens. 5 artikel tentang sastra. <http://prmspens.blogspot.com>. Senin, 21 Mei              2012.
http://www.comingsoon.net/films.php?id=65976

0 komentar:

Posting Komentar