Daftar Isi
Bab I: Pendahuluan
A. Latar Belakang Masalah
B. Tujuan Penulisan
C. Perumusan Masalah
D. Landasan Teori
Bab II: Pembahasan
A. Sinopsis Film
B. Analisis Film
Bab III: Penutup
A. Kesimpulan
B. Saran
Daftar Pustaka
Bab I
Pendahuluan
A. Latar Belakang Masalah
Sastra adalah salah
satu media seni dan komunikasi yang sering disebut-sebut. Karya sastra dapat
berupa novel, cerita pendek, puisi, dan film.
Drama atau film
merupakan karya yang terdiri atas aspek sastra dan aspek pementasan. Aspek sastra
film berupa skenario dan memiliki unsur intrinsik berupa tema, tokoh, alur,
karakterisasi, konflik dan amanat/pesan.
Salah satu contoh
dari film yaitu Wreck-It Ralph yang merupakan film komedi keluarga hasil
animasi komputer yang diproduksi oleh Walt Disney Animation Studios dan
diedarkan oleh Walt Disney Pictures. Film ini adalah film cerita animasi ke-52
dalam seri Walt Disney Animated Classics yang dirilis pada 2
November, 2012 dengan disutradarai oleh Rich Moore dan ditulis oleh Jennifer
Lee dan Phil Johnston, serta berdurasi 120 menit.
Film ini merupakan
salah satu film yang menggunakan tokoh game sebagai
B. Perumusan Masalah
Bagaimana
analisis karakterisasi dalam film Wreck-It Ralph?
C. Tujuan Penulisan
Untuk mengetahui
karakterisasi dalam film Wreck-It Ralph
D. Landasan Teori
Film adalah bentuk sastra dalam
audio-visual. Secara umum, film bisa dibedakan menjadi beberapa jenis yaitu film
laga (action), petualangan (adventure), komedi (comedy),
kriminal (crime), dokumenter (documentary), fantasi, horror, musikal,
dan lain-lain. Dan film yang akan diangkat dalam makalah ini berjenis komedi.
Karakterisasi
adalah cara penulis menggambarkan karakter. Karakter-karakter utama dan pembantu
dalam film ini terdiri dari Ralph, Vanellope von Schweetz, Felix, Calhoun
dan King Candy.
Karakterisasi
dalam film ini menarik diangkat karena film ini menceritakan tentang tokoh penjahat dalam permainan arkade yang memberontak dari peran penjahat dan bermimpi
untuk menjadi pahlawan. Dia berpindah-pindah dari satu permainan arkade ke
permainan arkade lainnya, dan akhirnya harus menghancurkan ancaman besar yang
dapat memengaruhi dunia permainan arkade, termasuk yang mungkin dimulai Ralph
secara tidak sengaja.
Bab II
Pembahasan
A. Sinopsis Film
Ralph adalah tokoh antagonis dalam
permainan Fix-it Felix. Selama 30 tahun, lelaki tinggi besar bertangan kokoh
ini kerap menghancurkan gedung apartemen di Nicelanders. Sedangkan Felix,
lelaki kecil yang memiliki palu emas, bertugas memperbaiki segala kerusakan.
Dan Ralph jenuh akan semua itu.
Dia bosan merusak gedung, jenuh dibenci orang-orang, iri melihat Felix selalu mendapatkan kue, dan sedih tidur sendiri di tumpukan puing batu bata.
Waktu itu, Ralph berkeluh di depan temannya sesama penjahat dalam game. Seperti Zangief dan M. Bison dari permainan Street Fighter; Clyde si hantu gentayangan sekaligus musuh Pac Man; serta Cyborg dari Mortal Combat. Tapi tak ada yang mengerti kegalauan Ralph. Dia pun pergi dari game Fix-It Felix.
Ralph ingin membuktikan bahwa dia juga bisa meraih medali dari permainan lain. Namun hengkangnya Ralph membuat Felix serta karakter lain di Fix-It Felix khawatir. Sebab, tanpa Ralph, tidak ada yang bertugas menghancurkan gedung. Maka tidak ada benda yang bisa diperbaiki Felix. Kalau sudah begitu, berakhirlah game Fit-It Felix.
Karena itu, Felix ikut pergi dari permainan itu. Dia mencari Ralph ke game lain. Ralph minggat, Felix juga menghilang. Dengan terpaksa, si pengelola arcade, Litwak, menempel kertas peringatan rusak di layar Fix-It Felix.
Ide cerita film animasi Wreck-It Ralph ini mirip Toys Story. Masih soal mainan yang bisa berbicara, bergerak, dan memiliki kehidupan sendiri kala manusia tidak melihatnya.
Bedanya, aktivitas mereka terbatas di arena arcade saja. Hanya bergerak dari satu game ke game lain melalui kabel-kabel yang terhubung ke satu stop kontak. Tak seperti Woody, Buzz, atau Rex yang bisa pindah rumah dan naik kendaraan manusia dalam Toys Story..
Di sini, Moore lebih berpaku pada cerita. Mirip drama, namun plotnya agak ringan. Dengan demikian, bisa dimengerti penonton yang masih duduk di bangku sekolah dasar. Khususnya bagi mereka yang duduk di kelas tiga ke atas.
Wreck-It Ralph memang animasi dan ditujukan untuk penonton cilik. Tapi film ini berubah menjadi dewasa waktu Felix bertemu Sersan Tamora Jean Calhoun dari permainan Hero’s Duty.
Menariknya, di Wreck-It Ralph, Moore mengajarkan penonton bahwa pahlawan tidak selalu mendapatkan tanda jasa, medali, atau penghargaan. Seperti yang dilakukan Ralph untuk teman barunya, Vanellope von Schweetz, di permainan Sugar Rush.
Vanellope sesungguhnya pembalap tangguh. Tapi King Candy menghilangkan kemampuannya. Melupakan keinginan meraih medali, Ralph menolong Vanellope kembali ke arena balap. Bahkan dia merelakan nyawanya demi Vanellope.
Kata Ralph ketika melihat Vanellope, “Aku tidak perlu medali. Selama anak itu menyukaiku, aku tahu kalau aku tidak jahat.”
Di sini, Moore juga mengajak penonton untuk belajar menerima kondisi diri sendiri. Baik-buruknya. Seperti yang diucapkan Ralph dan tokoh penjahat lainnya dalam kelompok pendukung atau support grup, Bad-Anon. “I am bad, and that’s good, I will never be good, and that’s not bad. There’s no one I’d rather be than me.”
Dia bosan merusak gedung, jenuh dibenci orang-orang, iri melihat Felix selalu mendapatkan kue, dan sedih tidur sendiri di tumpukan puing batu bata.
Waktu itu, Ralph berkeluh di depan temannya sesama penjahat dalam game. Seperti Zangief dan M. Bison dari permainan Street Fighter; Clyde si hantu gentayangan sekaligus musuh Pac Man; serta Cyborg dari Mortal Combat. Tapi tak ada yang mengerti kegalauan Ralph. Dia pun pergi dari game Fix-It Felix.
Ralph ingin membuktikan bahwa dia juga bisa meraih medali dari permainan lain. Namun hengkangnya Ralph membuat Felix serta karakter lain di Fix-It Felix khawatir. Sebab, tanpa Ralph, tidak ada yang bertugas menghancurkan gedung. Maka tidak ada benda yang bisa diperbaiki Felix. Kalau sudah begitu, berakhirlah game Fit-It Felix.
Karena itu, Felix ikut pergi dari permainan itu. Dia mencari Ralph ke game lain. Ralph minggat, Felix juga menghilang. Dengan terpaksa, si pengelola arcade, Litwak, menempel kertas peringatan rusak di layar Fix-It Felix.
Ide cerita film animasi Wreck-It Ralph ini mirip Toys Story. Masih soal mainan yang bisa berbicara, bergerak, dan memiliki kehidupan sendiri kala manusia tidak melihatnya.
Bedanya, aktivitas mereka terbatas di arena arcade saja. Hanya bergerak dari satu game ke game lain melalui kabel-kabel yang terhubung ke satu stop kontak. Tak seperti Woody, Buzz, atau Rex yang bisa pindah rumah dan naik kendaraan manusia dalam Toys Story..
Di sini, Moore lebih berpaku pada cerita. Mirip drama, namun plotnya agak ringan. Dengan demikian, bisa dimengerti penonton yang masih duduk di bangku sekolah dasar. Khususnya bagi mereka yang duduk di kelas tiga ke atas.
Wreck-It Ralph memang animasi dan ditujukan untuk penonton cilik. Tapi film ini berubah menjadi dewasa waktu Felix bertemu Sersan Tamora Jean Calhoun dari permainan Hero’s Duty.
Menariknya, di Wreck-It Ralph, Moore mengajarkan penonton bahwa pahlawan tidak selalu mendapatkan tanda jasa, medali, atau penghargaan. Seperti yang dilakukan Ralph untuk teman barunya, Vanellope von Schweetz, di permainan Sugar Rush.
Vanellope sesungguhnya pembalap tangguh. Tapi King Candy menghilangkan kemampuannya. Melupakan keinginan meraih medali, Ralph menolong Vanellope kembali ke arena balap. Bahkan dia merelakan nyawanya demi Vanellope.
Kata Ralph ketika melihat Vanellope, “Aku tidak perlu medali. Selama anak itu menyukaiku, aku tahu kalau aku tidak jahat.”
Di sini, Moore juga mengajak penonton untuk belajar menerima kondisi diri sendiri. Baik-buruknya. Seperti yang diucapkan Ralph dan tokoh penjahat lainnya dalam kelompok pendukung atau support grup, Bad-Anon. “I am bad, and that’s good, I will never be good, and that’s not bad. There’s no one I’d rather be than me.”
Ralph merupakan tokoh
utama yang mengalami perubahan karakterisasi, dari antagonis menjadi
protagonis. Di dalam film ini, Ralph digambarkan dengan pakaiannya yang tidak
rapi, rambut yang acak-acakan, dan jarang tersenyum untuk mendukung perannya
sebagai tokoh antagonis serta tangannya yang besar karena perannya adalah untuk
meghancurkan setiap barang atau bangunan.
Namun, setelah bertemu
dengan Vanellope, karakterisasi Ralph mulai berubah, yang ditandai dengan sikapnya
yang mudah tersenyum dan rela mempertaruhkan nyawanya demi gadis kecil yang
telah menjadi sahabatnya itu.
Yang ketiga adalah Vanellope yang merupakan gadis cilik yang menjadi
sahabat baik Ralph dan termasuk dalam karakter protagonis. Dalam film Wreck-It
Ralph, karakter Vanellope digambarkan sebagai anak kecil yang bersemangat
dan iseng, namun kesepian karena dia termasuk tokoh game yang cacat.
Meskipun kesepian, dengan motivasi dari Ralph, Vanellope tidak lagi
menganggap kecacatannya sebagai kekurangan dan menjadikannya kelebihan sehingga
ia selalu memenangkan pertandingan.
Yang kelima adalah Calhoun, tokoh game protagonis yang berasal dari game
Hero’s Duty dan digambarkan sebagai seorang wanita cantik yang tegas dan
lebih mementingkan nyawa masyarakat sipil, karena dia termasuk seorang
prajurit.
Meskipun di bagian awal film, karakterisasi Calhoun adalah cuek, namun
di bagian akhir, karakterisasi Calhoun mulai berubah menjadi lebih baik dan
tidak mudah marah karena terpengaruh oleh sifat Felix yang ramah yang nantinya
akan menjadi suaminya.
Bab III
Penutup
A. Kesimpulan
Jadi, karakterisasi Ralph mengalami
perubahan dari antagonis menjadi protagonis. Dimulai dari sifatnya yang ingin
menjadi pahlawan dan dipuji, namun pada akhirnya Ralph menyadari bahwa menjadi
tokoh penjahat belum tentu kita bersifat jahat Karakterisasi Felix yaitu ramah,
baik hati, dan mudah tersenyum, sehingga Felix termasuk tokoh protagonis.
Vanellope yaitu tokoh yang ceria, bersemangat, tidak mudah putus asa, namun
kesepian adalah tokoh yang juga masuk dalam kategori protagonis. King Candy yaitu
tokoh yang licik, jahat, serakah, dan membuatnya masuk sebagai tokoh antagonis dan
Calhoun merupakan tokoh wanita yang cuek, mudah marah namun pada akhirnya
berubah memiliki sifat yang lebih baik dan temasuk dalam karakter protagonis.
B. Saran
Sebaiknya, suara Vanellope dibuat lebih seperti
anak-anak, karena suara Vanellope dalam film Wreck-It Ralph terdengar
agak berat dan tidak terlalu cocok untuk ukuran suara anak-anak.
Daftar Pustaka
Tempo Media Group. Seleb!. http://www.tempo.co/read/news/2012/11/11/111441031/Wreck-It-Ralph-Kala-Penjahat-Ingin-Jadi-Pahlawan. Minggu, 11 November 2012.
Prmspens. 5 artikel
tentang sastra. <http://prmspens.blogspot.com>. Senin, 21 Mei
2012.
http://www.comingsoon.net/films.php?id=65976







0 komentar:
Posting Komentar